Dancing Cat

Minggu, 23 April 2017

RISK & RETURN


MANAJEMEN INVESTASI DAN PORTOFOLIO


" RISK & RETURN "



DOSEN : Nurhidayah S.E., M.M.


RIO DWI KURNIAWAN                 15101311

STIE ASIA MALANG







PENDAHULUAN

Kata “Investasi” sepertinya sudah sering kita dengar dan ucapkan. Namun definisi yang tepat, masih banyak yang belum paham. Ada beberapa definisi menurut para ahli yaitu :  Menurut Jogianto (Jogianto, 2000 : 109) dalam bukunya berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” memberi pengertian bahwa Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
                Sedangkan menurut William F. Sharpe (Sharpe, Alexander dan Bailey, 1995 : 1), Investasi dalam arti luas berarti mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat yaitu resiko dan waktu. Pengorbanan terjadi pada saat sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasil baru akan diperoleh kemudian dan hasilnya tidak pasti. Jadi pada intinya, investasi itu merupakan pengorbanan yang dilakukan dimasa sekarang dengan harapan akan menghasilkan pengembalian dan keuntungan dalam jangka waktu tertentu
Investasi merupakan sebuah cara alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai aset di masa depan, dengan melakukan investasi, menurunnya purchasing power akibat inflasi dapat di ofsett oleh return yang di dapatkan dari investasi.  investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1.    Investasi pada real asset
2.    Investasi pada financial asset
Investasi pada real asset dapat dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada financial asset  (instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll).
Investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai resiko tetapi menginginkan return yang maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang. Pada tahun 1992-1998 nilai emisi dan nilai kapitalisasi di pasar modal tumbuh rata-rata 44,9%, dan 61,31% per tahun. Padahal pada periode yang sama dana masyarakat, aktiva dan kredit perbankan hanya tumbuh masing-masing sebesar 24,76%, 23,12%, dan 22,37% (Achsien, 2003 dalam Yuliastuti 2007).
Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin besar return, maka tingkat resiko-nya akan semakin besar pula. Untuk itulah sebagai seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada tingkat resiko yang minimal.
Dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, investor dapat melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya (membentuk portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu.
Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
Semua investor tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk pembentukan portofolio investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan dengan teliti, terutama mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya analisis, diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal.


            PERMASALAHAN
Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang optimal pada umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload informasi), sehingga investor tidak bisa mengambil informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat portofolio set dan menganalisis prospek jangka panjangnya.
Konsep diversivikasi sebenarnya merupakan sebuah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur ketidakpastian resiko investasi dengan menggunakan varian dari return. Hasil pengukuran varian dari tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisa saham-saham yang dapat dipilih untuk membentuk rangkaian portofolio yang bisa memberikan return yang optimal. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa yang dimaksud dengan risk and return


RISK

Pengertian Resiko hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup, resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua factor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan.
Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Home dan Wachowich, Jr (1992) mendefinisikan resiko sebagai varibilitas return terhadap return yang diharapkan

Jenis-jenis Resiko
 Dalam konteks investasi portofolio dibedakan menjadi dua (Abdul Halim, 2003 : 39-40) yaitu :
a. Resiko sistematik (systematic risk)
Resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan ,seperti adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah dan sebagainya.
b. Resiko tidak sistematik (unsystematic risk)
Resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi tiap saham akan berbeda-beda sehingga masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap setiap perubahan pasar, seperti faktor struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas dan sebagainya.



RETURN

Menurut Jogianto (Jogianto, 2000 : 109) dalam bukunya yang berjudul “Teori Portofolio dan Aanalisi Investasi”, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang.
1.      Return Realisasi (Realized Return) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. 

2.      Return Ekspektasi (Expected Return) Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi sedangkan return ekspektasi bersifat belum terjadi.
Hubungan Antara Return Ekepektasi Dengan Resiko
Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return (before the fact) yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya mempunyai resiko yang kecil.

KESIMPULAN
Investasi dalam arti luas berarti mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat yaitu resiko dan waktu. Pengorbanan terjadi pada saat sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasil baru akan diperoleh kemudian dan hasilnya tidak pasti. Jadi pada intinya, investasi itu merupakan pengorbanan yang dilakukan dimasa sekarang dengan harapan akan menghasilkan pengembalian dan keuntungan dalam jangka waktu tertentu.

Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional akan mencari portofolio yang memberikan Return maksimal pada risiko minimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cute Rocking Baby Monkey