MANAJEMEN INVESTASI DAN PORTOFOLIO
" RISK & RETURN "

DOSEN : Nurhidayah S.E., M.M.
RIO DWI KURNIAWAN 15101311
STIE ASIA MALANG
PENDAHULUAN
Kata “Investasi” sepertinya sudah
sering kita dengar dan ucapkan. Namun definisi yang tepat, masih banyak yang
belum paham. Ada beberapa definisi menurut para ahli yaitu : Menurut Jogianto (Jogianto, 2000 : 109) dalam
bukunya berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” memberi pengertian
bahwa Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam
produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut William F.
Sharpe (Sharpe, Alexander dan Bailey, 1995 : 1), Investasi dalam arti luas
berarti mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua
atribut berbeda yang melekat yaitu resiko dan waktu. Pengorbanan terjadi pada
saat sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasil baru akan diperoleh kemudian
dan hasilnya tidak pasti. Jadi pada intinya, investasi itu merupakan
pengorbanan yang dilakukan dimasa sekarang dengan harapan akan menghasilkan
pengembalian dan keuntungan dalam jangka waktu tertentu
Investasi merupakan sebuah cara
alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai aset di masa depan,
dengan melakukan investasi, menurunnya purchasing power akibat inflasi dapat di
ofsett oleh return yang di dapatkan dari investasi. investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam
dua jenis, yaitu :
1. Investasi pada
real asset
2. Investasi pada
financial asset
Investasi pada real asset dapat
dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi,
dll. Sedangkan investasi pada financial asset
(instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat
deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi,
dll).
Investor pada umumnya merupakan
pihak yang sangat tidak menyukai resiko tetapi menginginkan return yang
maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi
primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih
tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang.
Pada tahun 1992-1998 nilai emisi dan nilai kapitalisasi di pasar modal tumbuh
rata-rata 44,9%, dan 61,31% per tahun. Padahal pada periode yang sama dana
masyarakat, aktiva dan kredit perbankan hanya tumbuh masing-masing sebesar
24,76%, 23,12%, dan 22,37% (Achsien, 2003 dalam Yuliastuti 2007).
Meskipun investasi di pasar modal
menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa
semakin besar return, maka tingkat resiko-nya akan semakin besar pula. Untuk
itulah sebagai seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk
diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada
tingkat resiko yang minimal.
Dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, investor
dapat melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara
mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya (membentuk
portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini investor dapat memaksimalkan
keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau
berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu.
Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua
strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan
strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan
penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif
untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi
portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring
dengan kinerja indeks pasar.
Semua investor tentunya mempunyai
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya ke perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu analisis
terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk
pembentukan portofolio investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan
dengan teliti, terutama mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya
analisis, diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal.
PERMASALAHAN
Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang
optimal pada umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang
terlalu banyak (overload informasi), sehingga investor tidak bisa mengambil
informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat portofolio
set dan menganalisis prospek jangka panjangnya.
Konsep diversivikasi sebenarnya merupakan sebuah cara yang
bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan
sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur
ketidakpastian resiko investasi dengan menggunakan varian dari return. Hasil
pengukuran varian dari tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk
menganalisa saham-saham yang dapat dipilih untuk membentuk rangkaian portofolio
yang bisa memberikan return yang optimal. Di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai apa yang dimaksud dengan risk and return
RISK
Pengertian Resiko hanya menghitung return saja untuk suatu
investasi tidaklah cukup, resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan.
Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan
suatu investasi merupakan trade-off dari kedua factor ini. Return dan resiko
mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung semakin
besar return yang harus dikompensasikan.
Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi
dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Home dan Wachowich, Jr
(1992) mendefinisikan resiko sebagai varibilitas return terhadap return yang
diharapkan
Jenis-jenis Resiko
Dalam konteks
investasi portofolio dibedakan menjadi dua (Abdul Halim, 2003 : 39-40) yaitu :
a. Resiko sistematik (systematic risk)
Resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro
yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan ,seperti adanya perubahan
tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah dan sebagainya.
b. Resiko tidak sistematik (unsystematic risk)
Resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi
karena resiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
Fluktuasi tiap saham akan berbeda-beda sehingga masing-masing saham memiliki
tingkat sensitivitas berbeda terhadap setiap perubahan pasar, seperti faktor
struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas dan sebagainya.
RETURN
Menurut Jogianto (Jogianto, 2000 : 109) dalam bukunya yang
berjudul “Teori Portofolio dan Aanalisi Investasi”, return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah
terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi dimasa mendatang.
1. Return
Realisasi (Realized Return) Return realisasi merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return histories ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan
resiko dimasa mendatang.
2. Return
Ekspektasi (Expected Return) Return ekspektasi adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi
yang sifatnya sudah terjadi sedangkan return ekspektasi bersifat belum terjadi.
Hubungan Antara Return Ekepektasi Dengan Resiko
Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang
positif, semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang
diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan
semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku
untuk return ekspektasi atau exante return (before the fact) yaitu untuk return
yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan
positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return
realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan
keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya
mempunyai resiko yang kecil.
KESIMPULAN
Investasi dalam arti luas berarti mengorbankan dolar
sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat
yaitu resiko dan waktu. Pengorbanan terjadi pada saat sekarang ini dan memiliki
kepastian. Hasil baru akan diperoleh kemudian dan hasilnya tidak pasti. Jadi
pada intinya, investasi itu merupakan pengorbanan yang dilakukan dimasa
sekarang dengan harapan akan menghasilkan pengembalian dan keuntungan dalam
jangka waktu tertentu.
Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor
kondisi pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan
harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana
mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada
tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional akan mencari portofolio
yang memberikan Return maksimal pada risiko minimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar